Jumat, 28 Januari 2011

Pernapasan Buatan dan Pemijatan Jantung

0 komentar

Setiap saat sistem pernapasan dan system sirkulasi darah harus selalu dapat berfungsi secara baik untuk menyuplai oksigen yang memadai keseluruh jaringan tubuh.pada kasus-kasus tertentu misalnya keracunan gas CO, keracunan obat-obatan, tenggelam, tersambar petir, tersengat listrik, tercekik, serangan jantung dan sebagainya, sering terjadi sistem pernapasan dan sirkulasi terhenti fungsinya. Ini merupakan kasus darurat yang harus segera ditolong paling lambat dalam waktu 5 menit setelah kecelakaan terjadi; lebih cepat lebih baik karena terlambat berarti kerusakan jaringan dankematian
Pertolongannya berupa pernapasan buatan jika pernapasan berhenti, pemijatan jantung bila jantungberhenti berdenyut. Pertolongan bisa dilakukan di tempat kejadian sambil diupayakan untuk membawa korban kerumah sakit.
Tindakan pertolongan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Langkah pertama adalah dengan membuka jalan nafas ke paru-paru korban (airway). Korban dibaringkan terlentang, penolong berada disampingnya. Bila penolong berada disebelah kanan maka dengan telapak tangan leher korban diangkat keatas sehingga dagu penderita tegak keatas, posisi ini akan membuka saluran pernapasan korban.
2. Langkah kedua adalah melakukan pernapasan buatan(brething) dengan tujuan memasukkan udara ke paru-paru. Prosedur ini dilakukan bila korban tidak dapat bernafas spontan meskipun jalan nafas telah terbuka. Pertama-tama akan dijelaskan pernapasan buatan mulut ke mulut. Cara ini paling dianjurkan karena terbukti paling paling efektif. Penolong menarik nafas dalam-dalam, lalu lekatkan mulut penolong pada mulut korban, hidung korban dijepit erat-erat diantara ibu jari dan telunjuk kiri penolong. hembuskan udara ekspirasi ke mulut korban agak kuat sehingga terlihat dada korban naik karena terisi udara. Kemudian penolong melepaskan mulutnya dan membiarkan korban mengeluarkan nafas secara pasif.ulangi usaha diatas 12 kali/menit, untuk korban anak-anak berikanlah hembusan udara yang sedikit lebih lembut dengan frekuensi 20 kali/menit. Walaupun yang masuk kedalam paru-paru korban adalah udara ekspirasi, tetapi masih mengandung 16% O2 dan 4,5% CO2 sehingga masih mengandung cukum oksigen untuk jaringan tubuh korban.
3. Langkah ketiga adalah melakukan pemijatan jantung dengan tujuan untuk melancarkan peredaran darah korban. Prosedur ini dilakukan bila jantung korban berhenti berdenyut. Hal ini dapat diketahui dengan meraba denyut nadi di arteri carotic leher korban. Bila denyut nadi maka harus segera dilakukan pemijatan jantung untuk melancarkan sirkulasi darah korban.
Letakkan pangkal telapak tangan pada bagian bawah tulang dada (sternum) korban, tetapi jangan diatas prosessus xiphoideus. Telapak tangan kiri penolong diletakkan diatas punggung tangan kanan tadi. Tekankan dada korban kebawah dengan kuat tetapi halus sejauh 3cm kemudian lepaskan lagi dengan frekuensi 60 kali/menit. Prosedur ini akan memeras jantung korban dan menghasilkan sirkulasi darah buatan. Bila dilakukan secara benar akan menghasilkan tekanan sistolis sebesar 95 mmHg dan sirkulasi darah ke otak dapat mencapai 40% dari keadaan normal. INGAT penekanan harus dilakukan ketulang dada, bukan ke prosessus xiphoxideus atau ke tulang iga. Penekanan ke prosessus xiphoxideus dapat menyebabkan tertusuknya hati, sedangkan penekanan ketulang iga dapat menyebabkan patah tulang iga.
Semoga Membantu

0 komentar:

tidak menemukan yang anda cari? coba pencarian google!