Jumat, 27 November 2009

ekskresi manusia

0 komentar
1. Pengeluaran pada Tubuh Organisme
Ekskresi adalah pengeluaran bahan-bahan yang tidak berguna yang berasal dari sisa metabolisme (katabolisme) atau bahan yang berlebihan dari sel atau tubuh suatu organisme. Proses pengeluaran dapat dibedakan :
Defekasi, yaitu pengeluaran sisa pencernaan makanan (faeces) dan dikeluarkan melalui anus. Zat sisa tersebut belum pernah mengalami metabolisme di dalam tubuh.
Ekskresi, yaitu pengeluaran zat sisa metabolisme yang tidak dipakai lagi oleh sel dan darah.
Sekresi, yaitu pengeluaran getah oleh sel dan kelenjar. Getah yang dikeluarkan masih berguna untuk proses faal di dalam tubuh.

Semua sel dari organisme selalu melakukan aktivitas metabolisme untuk memperoleh energi yang diperlukan dalam berbagai aktivitas. Sebagai hasil perombakan dari bahan makanan selain energi juga dihasilkan sisa metabolisme. Hidrat arang dan lemak dibangun oleh unsur-unsur karbon (C) dan Hidrogen (H) karena itu perombakan (katabolisme) lemak dan hidrat arang akan menghasilkan CO2 dan H2O. Protein selain dibangun oleh unsur-unsur H dan C juga mengandung unsur Nitrogen (N). Karena itu hasil-hasil perombakan protein menghasilkan amino, NH3, urea, asam urat, allantoin dan sebagainya.
Tabel Sampah Metabolisme
Zat yang Dimetabolisme Zat Sampah Alat Pengaluaran
Karbohidrat CO2, H2O Paru-paru, Kulit, Ginjal
Protein CO2, H2O, NH4, OH, dan NH3 Paru-paru, Kulit, Ginjal
Lemak CO2, H2O Paru-paru, Kulit, Ginjal

2. Pembentukan Bahan-Bahan Ekskresi
a. Amonia
Amonia adalah hasil deaminasi asam amino yang terjadi terutama di dalam hati dan juga di dalam ginjal. Pada mammalia penghasil utama amonia adalah dari deaminasi glutamin pada ginjal. Amonia merupakan persenyawaan yang sangat bersifat racun, oleh karena harus diubah dengan cara dipakai dalam :
 Aminasi Asam Keto
 Aminasi Asam Glutamat
 Pembentukan Urea
b. Urea
Urea berasal dari bahan organik seperti asam amino dan purin. Pembentukannya terjadi di hati. Urea sangat larut dalam air dan sifat racunnya lebih kecil dari amonia. Terdapat 3 macam asam amino yang berperan dalam pembentukan urea, yaitu Ornitin, Sitrulin, dan Arginin.
c. Asam Urat
Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen pada reptil, burung, beberapa jenis siput dan serangga. Asam urat dibentuk dari amonia yang mengandung hidrogen lebih sedikit dibandingkan dengan urea. Sifat racunnya sangat kecil dan tidak larut dalam air, dieksresikan dalam bentuk kristal. Pembentukan asam urat merupakan suatu adaptasi untuk penghematan air. Pada manusia asam urat berasal dari metabolisme protein dan metabolisme purin, yang kemudian dioksidasi lagi menjadi alantoin.

3. Alat-Alat Ekskresi Pada manusia
a. Paru-Paru
• Mengeluarkan zat sisa berupa gas : CO2, uap air.
• Paru-paru terdiri atas 2 bagian, yaitu paru kiri dan paru kanan.
• Paru kanan lebih tinggi kedudukanna dibandingkan paru kiri
b. Hati
• Menyimpan gula dalam bentuk glikogen
• Menawarkan racun yang ada dan ikut dalam pembentukan dan pembongkaran sel eritrosit.
• Tempat pembongkaran dan pembentukan protein
• Tempat pembentukan dan pembongkaran sel darah merah.
• Menerima darah dari 2 pembuluh yaitu nadi hati dan vena porta hepatica.
• Di dalam hati terdapat sel-sel yang bertugas merombak sel eritrosit yang sudah tua , histiosit.
• Hb dilepas dari sel darah dan dipecah mejadi 3 senyawa : yaitu zat besi, disimpan di hati dan dikirim ke sumsum tulang. Globin digunakan dalam metabolisme protein; dan Hemin dirubah menjadi bilirubin dan biliverdin yang akan mewarnai feces dan urin.


c. Kolon
Mengekskresikan logam-logam berat, Fe, dan Ca yang berlebihan, yang dikeluarkan bersama berifeces.

d. Kulit
• Pelindung tubuh terhadap kerusakan fisik: gesekan, penyinaran, kuman, zat kimia, panas, dsb.
• Mengurangi kehilangan air
• Mengatur suhu badan
• Mengekskresikan keringat
• Menerima rangsang dari luar.

e. Ginjal
Ginjal merupakan alat ekskresi yang utama. Fungsi utama ginjal adalah mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen misalnya amonia. Amonia adalah hasil pemecahan protein dan bermacam-macam garam, melalui proses deaminasi atau proses pembusukan mikroba dalam usus. Selain itu, ginjal juga berfungsi mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya vitamin yang larut dalam air; mempertahankan cairan ekstraselular dengan jalan mengeluarkan air bila berlebihan; serta mempertahankan keseimbangan asam dan basa. Ekskresi dari ginjal berupa urin.
Fungsi organ ginjal berbeda dengan alat genital, namun saluran pelepasan kedua organ tersebut mempunyai hubungan yang sangat erat dari segi perkembangan maupun fungsinya.
Fungsi Ginjal :
 Organ eksretori dalam proses pembuangan sisa- sisa hasil metabolisme yang mengandung nitrogen dan zat berbahaya lainnya
 Mengatur kadar air dan garam terhadap lingkungan internal tubuh (osmoregulator)

Struktur Ginjal
Ginjal terdiri dari tiga bagian utama yaitu:
1) Korteks (bagian luar)
 Mengandung nefron (jutaan unit). Nefron merupakan unit penyaring darah.
 Nefron tediri dari :
 Badan malpighi terdiri atas glomerulus dan simpai/capsula bowman
 Tubulus :
Tubulus kontortus proximal, dekat badan malpighi
Tubulus kontortus distal,menjauhi badan malpighi
Tubulus kolektivus, saluran pengumpul
2) Medulla (sumsum ginjal)
 Banyak mengandung tubulus kolektifus dari nefron yang bermuara di papila di peluis renis atau mang ginjal
 Proses yang terjadi :
 Penyaringan atau filtrasi zat-zat dari metabolisme berlangsung di simpai Bowman
 Penyerapan kembali (reabsorpsi) zat-zat yang masih berguna bagi tubuh terjadi sepanjang tubulus kontortus proximal sampai lengkung Henle.
 Pengeluaran zat yang tidak disimpan dalam tubuh (augmentasi) berlangsung sepanjang tubulus kontortus distal sampai tubulus kolektifus
 Laju filtrasi di glomerulus di pengaruhi di pengaruhi oleh :
 Tekanan kapiler sebesar 60-70 mmHg
 Besarnya tekanan osmotik yaitu tekanan protein 30 mmHg
 Besarnya tekanan hidrostatikurin sebesar 5 mmHg. Tekanan efektif 35 mmHg.


 Jumlah urine yang dikeluarkan dipengaruhi oleh :
 Jumlah air yang diminum
 Saraf (sarf renalis)
 Hormon anti diuretik (ADH)
 Banyaknya garam yang harus dikeluarkan
 Kelainan diabetes malitus

3) Pelvis renalis (rongga ginjal).


Tipe ginjal :
1. Pronefros, berasal dari nefrotome anterior, terdapat pada protochordata
2. Mesonefros, berasal dari nefrotom bagian medial, terdapat pada bangsa ikan dan amfibi.









3. Metanefros, berasal dari nefrotom bagian posterior, terdapat pada reptil, aves, dan mammalian












Proses-proses di dalam Ginjal
Di dalam ginjal terjadi rangkaian proses pembentukan urin , yaitu sebagai berikut :
1) Penyaringan (filtrasi)
Terjadi pada kapiler glomerulus pada kapsul Bowman. Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein. Pada filtrat glomerulus masih dapat ditemukan asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya.
2) Penyerapan kembali (Reabsorbsi)
Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal, lengkung henle dan terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam mino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal.
3) Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal hingga tubulus kolektifus. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warm dan bau pada urin.

Hal-hal yang Mempengaruhi Produksi Urin
• Hormon anti diuretik (ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior akan mempengaruhi penyerapan air pada bagian tubulus distal karma meningkatkan permeabilitias sel terhadap air. Jika hormon ADH rendah maka penyerapan air berkurang sehingga urin menjadi banyak dan encer. Sebaliknya, jika hormon ADH banyak, penyerapan air banyak sehingga urin sedikit dan pekat. Kehilangan kemampuan mensekresi ADH menyebabkan penyakti diabetes insipidus. Penderitanya akan menghasilkan urin yang sangat encer.
• Selain ADH, banyak sedikitnya urin dipengaruhi pula oleh faktor-faktor berikut :
a) Jumlah air yang diminum
Akibat banyaknya air yang diminum, akan menurunkan konsentrasi protein yang dapat menyebabkan tekanan koloid protein menurun sehingga tekanan filtrasi kurang efektif. Hasilnya, urin yang diproduksi banyak.

b) Saraf
Rangsangan pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan duktus aferen sehingga aliran darah ke glomerulus berkurang. Akibatnya, filtrasi kurang efektif karena tekanan darah menurun.



c) Banyak sedikitnya hormon insulin
Apabila hormon insulin kurang (penderita diabetes melitus), kadar gula dalam darah akan dikeluarkan lewat tubulus distal. Kelebihan kadar gula dalam tubulus distal mengganggu proses penyerapan air, sehingga orang akan sering mengeluarkan urin.

0 komentar:

tidak menemukan yang anda cari? coba pencarian google!